Oborselebes.com, Jakarta – Hari Pariwisata Dunia 2025 mengusung tema “Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan”. Tema ini menjadi pengingat bahwa pariwisata bukan sekadar penggerak ekonomi, melainkan juga agen perubahan yang membawa manfaat sosial, budaya, hingga perlindungan lingkungan.
Hari Pariwisata Dunia pertama kali diperingati pada 1980, bertepatan dengan pengesahan Statutes UNWTO pada 27 September 1970. Tahun ini, perayaan terasa relevan karena geliat sektor pariwisata global terus menanjak. Data UNWTO mencatat jumlah wisatawan internasional tahun 2024 mencapai 1,4 miliar, tumbuh 115% dibanding tahun sebelumnya. Kawasan Asia Pasifik bahkan mencatat pemulihan signifikan hingga 87% dibanding era prapandemi.
Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara Januari–Juni 2025 mencapai 7,05 juta orang atau tumbuh 9,44% dibanding tahun lalu. Sementara itu, perjalanan wisatawan nusantara menembus 105,12 juta, melonjak 25,93% secara tahunan.
Untuk merayakan Hari Pariwisata Dunia, sejumlah kegiatan digelar di berbagai daerah. Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar menginisiasi Gerakan Wisata Bersih, melibatkan civitas akademika dan pemangku kepentingan pariwisata. Aksi ini bukan sekadar seremoni, tetapi wujud nyata menjaga kualitas lingkungan destinasi wisata, yang juga menjadi catatan penting dalam laporan Travel and Tourism Development Index (TTDI).
Poltekpar Bali turut menggelar Treasure (International Conference on Travel and Leisure) pada 25 September 2025 dengan tema “Innovating Travel and Leisure: Pathways to Global Sustainability”. Selain itu, mereka juga mengadakan Festival Makardhi pada 19–26 September, menonjolkan seni dan budaya Nusantara dengan pesan perdamaian dan keberlanjutan.
Tak ketinggalan, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menghadirkan Mai Hang Food Festival pada 20 September 2025. Festival kuliner ini menampilkan perpaduan makanan lokal dan modern sebagai etalase gastronomi di Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo.
Dengan beragam inisiatif ini, Kementerian Pariwisata menegaskan komitmennya bahwa pariwisata Indonesia tidak hanya berorientasi pada jumlah kunjungan, tetapi juga kualitas, keberlanjutan, dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Sumber: kemenpar

