SUMENEP, OBOR SELEBES — Bundaran Taman Potre Koneng, Sumenep, berubah menjadi panggung harmoni budaya saat Parade Musik Keroncong se-Jawa Timur 2025 digelar dengan meriah. Acara yang diinisiasi oleh Komunitas Orang-orang Penuh Inspirasi (KOPI) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep ini menjadi magnet bagi pecinta musik keroncong dari seluruh penjuru Jawa Timur.
Parade tersebut juga masuk dalam Calendar of Event Kabupaten Sumenep 2025, serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube RRI Net Sumenep, menampilkan delapan kelompok orkes keroncong dari berbagai daerah, di antaranya Banyuwangi, Tulungagung, Sidoarjo, Jombang, Blitar, hingga tuan rumah Sumenep.
Dalam sambutannya, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj. Sekda) Kabupaten Sumenep, Raden Achmad Syahwan Efendi, memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi KOPI Sumenep dan PAMORI Jawa Timur yang terus menjaga eksistensi musik keroncong di era digital.
“Keroncong adalah budaya asli Indonesia. Meski berakar dari akulturasi Portugis, hanya di negeri ini musik keroncong berkembang begitu pesat dan beragam. Kini saatnya kita mengajak generasi muda untuk ikut mencintai dan melestarikannya,” ujar Syahwan, Senin (10/11/2025).
Ia menegaskan bahwa musik keroncong merupakan bagian penting dari identitas nasional yang perlu dijaga keberlanjutannya.
“Kita harus menjadikan keroncong bukan sekadar nostalgia masa lalu, tetapi inspirasi budaya masa depan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua KOPI Sumenep sekaligus Asisten Administrasi Umum Setda, Ferdiansyah Tetrajaya, menjelaskan bahwa parade ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, melainkan juga wadah edukatif dan kolaboratif bagi seniman lintas daerah.
“Melalui event ini, para pelaku seni keroncong bisa berkolaborasi, saling belajar, dan mengenalkan kembali keindahan musik keroncong kepada masyarakat luas,” tuturnya.
Ferdiansyah menambahkan, kegiatan ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap visi Sumenep sebagai kota kreatif dan berkarakter budaya, selaras dengan semangat Calendar of Event 2025 yang mengedepankan potensi lokal.
Di sisi lain, Ketua Pelaksana kegiatan sekaligus Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Sumenep, Heru Santoso, menegaskan bahwa musik keroncong kini tidak lagi identik dengan generasi tua.
“Peserta parade tidak hanya dari kalangan senior, tetapi juga anak muda yang tampil memainkan keroncong dengan penuh semangat. Ini pertanda baik bahwa musik tradisional masih punya tempat di hati generasi baru,” jelasnya.
Heru berharap parade ini menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas budaya dan rasa bangga terhadap warisan lokal.
“Keroncong bukan hanya alunan nada, tetapi wujud cinta terhadap kebudayaan bangsa,” pungkasnya.
Sumber : InfoPublik

