Lumajang, Oborselebes.com — Media Center Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Lumajang terus bertransformasi menjadi penggerak ekosistem komunikasi publik yang kredibel, inklusif, dan berakar di masyarakat.
Langkah tersebut ditegaskan dalam Forum Group Discussion (FGD) Audit Komunikasi Media Center yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) secara daring, Senin (3/11/2025). Kegiatan ini mempertemukan sepuluh Media Center daerah untuk membahas penguatan tata kelola komunikasi publik serta optimalisasi kanal nasional seperti Indonesia.go.id, InfoPublik.id, dan IndonesiaBaik.id.
Kepala Diskominfo Kabupaten Lumajang, Mustaqim, menegaskan bahwa Media Center memiliki posisi strategis sebagai promotor utama komunikasi pemerintah daerah dan penggerak partisipasi publik.
“Di Lumajang, Media Center tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi menumbuhkan kesadaran bahwa masyarakat adalah subjek komunikasi. Kami membangun pola komunikasi partisipatif dengan melibatkan jejaring **Komunitas Informasi Masyarakat (KIM),” ujar Mustaqim.
Menurutnya, pola ini membuat arus informasi publik lebih adaptif terhadap kebutuhan warga. Media Center bertindak sebagai pusat narasi dan penyedia data kebijakan, sementara KIM menjadi agen perubahan yang menyampaikan pesan pembangunan secara kontekstual di lingkungan masyarakat.
“Informasi tidak boleh berhenti di layar ponsel atau laman berita. Dengan melibatkan KIM, informasi benar-benar hidup di tengah masyarakat. Inilah esensi komunikasi publik: membangun pemahaman, kepercayaan, dan partisipasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Mustaqim menjelaskan bahwa seluruh narasi Media Center Lumajang dikembangkan dengan prinsip 3E+1N, yakni Educating (mendidik), Empowering (memberdayakan), Enlightening (mencerahkan), dan Nationalism (nasionalisme).
“Informasi harus memiliki nilai. Tidak hanya data dan fakta, tapi juga mendidik, mencerahkan, dan menumbuhkan nasionalisme dalam kebinekaan. Komunikasi publik harus menyentuh hati,” tuturnya.
Sementara itu, pengelola Media Center Lumajang, Muhamad Khoirul Anam, menambahkan bahwa pendekatan humanis berbasis 3E+1N menjadikan Media Center lebih relevan dengan masyarakat.
“Kami berupaya menyampaikan informasi dengan empati. Tidak sekadar menyampaikan kebijakan, tetapi menceritakan dampaknya dalam kehidupan warga,” kata Anam.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi dua arah antara pemerintah dan masyarakat. Melalui KIM, pemerintah daerah mendapatkan umpan balik langsung tentang efektivitas kebijakan dan kebutuhan informasi lokal.
“KIM adalah mata dan telinga pemerintah, sekaligus suara masyarakat di ruang kebijakan. Mereka menjembatani antara narasi pembangunan dan realitas sosial,” tambahnya.
Tak hanya itu, Lumajang juga mengembangkan inovasi “Pengaduan Sambat Bunda” berbasis kecerdasan buatan (AI). Sistem ini memungkinkan pemerintah menindaklanjuti aspirasi masyarakat secara real time sesuai tingkat urgensinya.
FGD turut menyoroti pentingnya audit berbasis data untuk menilai efektivitas kanal komunikasi publik, termasuk aspek keterjangkauan, keterbacaan, dan kepercayaan publik terhadap pesan pemerintah.
Mustaqim menegaskan bahwa Lumajang menggabungkan pendekatan data dengan kearifan lokal.
“Masyarakat pedesaan membutuhkan pendekatan naratif dan emosional agar pesan pembangunan mudah diterima. Karena itu, kami tidak hanya mengejar kecepatan, tetapi juga kedalaman pesan,” jelasnya.
Kemkomdigi menilai pendekatan komunikasi Lumajang sebagai praktik baik nasional, karena memadukan strategi top-down (kebijakan pusat) dan bottom-up (partisipasi lokal) melalui KIM dan teknologi AI.
Sinergi antara Media Center, KIM, dan sistem AI diharapkan mampu memperkuat literasi media, mempersempit ruang hoaks, serta memperluas jangkauan informasi pembangunan hingga pelosok daerah.
“Dengan prinsip 3E+1N, jejaring KIM, dan teknologi AI, Media Center Lumajang berkomitmen menghadirkan komunikasi publik yang bukan hanya memberi tahu, tetapi juga menginspirasi, menyentuh hati, dan menyatukan bangsa,” pungkas Mustaqim.
sumber : InfoPublik

