Close Menu
Obor Selebes – AKtual,Informatif,TerpercayaObor Selebes – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
Obor Selebes – AKtual,Informatif,TerpercayaObor Selebes – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional

    Wamenag Dorong Penyempurnaan Tafsir Kemenag: Saatnya Tafsir Al-Qur’an Selaras Sains dan Dinamika Zaman

    November 21, 2025

    UIN KHAS Jember dan FH Unibraw Sinergi untuk Penguatan Akademik dan Digitalisasi Pendidikan Hukum

    November 20, 2025

    Kemenag Dorong Ekonomi Umat Lewat Kota Wakaf, Inkubasi Wakaf Produktif, dan Hutan Wakaf

    November 20, 2025

    Persijap Jepara Wajib Menang! Laskar Kalinyamat Siap Putus Tren Buruk Saat Hadapi Semen Padang

    November 20, 2025

    Festival Imigrasi 2025 di Pontianak Tunjukkan Transformasi Layanan yang Lebih Terbuka dan Inklusif

    November 20, 2025
  • Daerah

    Banjir dan Cuaca Ekstrem, Semarang Bentuk Strategi Mitigasi Komprehensif

    November 21, 2025

    GKR Bendara Tegaskan Yogyakarta sebagai Pusat Wellness Berbasis Budaya di JCWF 2025 Week #4

    November 20, 2025

    UIN KHAS Jember dan FH Unibraw Sinergi untuk Penguatan Akademik dan Digitalisasi Pendidikan Hukum

    November 20, 2025

    Kemenag Dorong Ekonomi Umat Lewat Kota Wakaf, Inkubasi Wakaf Produktif, dan Hutan Wakaf

    November 20, 2025

    Persijap Jepara Wajib Menang! Laskar Kalinyamat Siap Putus Tren Buruk Saat Hadapi Semen Padang

    November 20, 2025
  • Olahraga

    Persijap Jepara Wajib Menang! Laskar Kalinyamat Siap Putus Tren Buruk Saat Hadapi Semen Padang

    November 20, 2025

    Gianluca Pandeynuwu Cetak Rekor Langka, Bawa Persis Solo Selamatkan Derby Matara

    November 19, 2025

    Indonesia Tuan Rumah ISO/TC 189 2025: BSN Perkuat Standar Global Industri Ubin Keramik

    November 16, 2025

    Prahdiska Bagas Shujiwo Bangkit dan Amankan Tiket Semifinal Usai Kalahkan Wang Yu-Kai

    November 15, 2025

    Antisipasi Musim Hujan, Pelatih Persik Kediri Ubah Jam Latihan Jelang Tandang ke Persija

    November 13, 2025
  • Pendidikan

    Yogyakarta Hidupkan Literasi: Duta Baca dan Bunda Literasi Jadi Motor Inspirasi Generasi Muda

    November 19, 2025

    Hari Guru 2025 di Sleman: Danang Dorong Guru Jadi Penggerak Kreativitas di Era Teknologi

    November 19, 2025

    Dari Bedog ke Dunia Kerja: Alumni Sleman Pintar Dikunjungi Wabup Usai Raih Gelar Terbaik

    November 19, 2025

    Pasar Bela Negara Sleman: Panggung Kreativitas Pelajar dan Inspirasi Wirausaha Muda

    November 15, 2025

    Ketum KONI Marciano Norman Dorong Kampus Jadi Sentra Pembinaan Atlet Nasional

    November 7, 2025
  • Wisata

    GKR Bendara Tegaskan Yogyakarta sebagai Pusat Wellness Berbasis Budaya di JCWF 2025 Week #4

    November 20, 2025

    Harmoni Energi dan Spiritualitas di Week #3 JCWF 2025 Bersama GKR Bendara

    November 16, 2025

    Parade Musik Keroncong Sumenep 2025 Gaungkan Cinta Budaya di Tengah Gempuran Musik Modern

    November 13, 2025

    Yogyakarta Menjadi Rumah Bagi Jiwa: JCWF 2025 Angkat Tema Healing dan Spiritualitas

    November 11, 2025

    Jogja Cultural Wellness Festival 2025, Perpaduan Seni, Spiritualitas, dan Penyembuhan Alam

    November 10, 2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Obor Selebes – AKtual,Informatif,TerpercayaObor Selebes – AKtual,Informatif,Terpercaya
You are at:Beranda » Kebijakan Publik Bukan Alat Kekuasaan, Tegas Gabriel Lele
Berita Unggulan

Kebijakan Publik Bukan Alat Kekuasaan, Tegas Gabriel Lele

OborSelebesBy OborSelebesJuni 5, 202503 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Gabriel Lele bersama Istri sebelum pengukuhan(Foto: Herman)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kilasinformasi.com, YOGYAKARTA – Prof. Dr. Phil. Gabriel Lele, S.IP., M.Si., dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM), resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Tata Kelola Kebijakan Publik, Kamis (5/6), di Balai Senat UGM.

Dalam pidato pengukuhan berjudul “Democracy Beyond Election: Kebijakan Publik Agonistik sebagai Agenda Transformasi”, Prof. Gabriel menyoroti pentingnya membangun demokrasi yang tidak hanya berhenti pada prosedur elektoral, melainkan terus hidup dalam proses kebijakan publik yang transformatif dan berpihak pada warga.

“Demokrasi tidak boleh berhenti pada pemilu, tetapi mesti hidup dalam kebijakan publik sebagai ruang perjumpaan yang setara antarwarga,” tegasnya.

Foto: Herman

Kritik terhadap Kebijakan Publik yang Elitis dan Eksklusif

Prof. Gabriel mengungkapkan bahwa kebijakan publik di Indonesia sering kali menjelma menjadi paradoks: alih-alih menyelesaikan persoalan, justru memunculkan konflik-konflik baru. Ia mencontohkan berbagai kebijakan kontroversial seperti pemindahan Ibu Kota Negara, program Makan Bergizi Gratis, pembentukan Koperasi Merah Putih, hingga proyek strategis nasional (PSN) lainnya.

Menurutnya, kebijakan semacam itu mencerminkan kecenderungan untuk menutup ruang partisipasi publik dan mengabaikan keberagaman suara warga.

“Kebijakan publik tidak boleh menjadi alat kekuasaan yang membungkam, tapi harus menjadi arena perbedaan yang setara,” ujarnya.

Tiga Patologi Kebijakan Publik

Lebih lanjut, ia mengidentifikasi tiga patologi dalam praktik kebijakan publik nasional, yakni:

  1. Populisme: kebijakan yang memanfaatkan sentimen massa tanpa mempertimbangkan pluralitas,
  2. Otoritarianisme: dominasi kekuasaan yang mengabaikan partisipasi,
  3. Penyeragaman kebijakan: menghapus keragaman lokal dan konteks sosial.

Gabriel menekankan bahwa cara pandang yang menolak konflik dan keberagaman ini berbahaya bagi demokrasi. Masyarakat sering diposisikan sebagai objek pasif alih-alih subjek aktif dalam proses pengambilan keputusan.

“Kebijakan publik sering disusun dalam ruang tertutup, padahal harusnya menjadi ruang terang tempat semua suara bisa didengar,” ungkapnya.

Baca Juga, Kilasinformasi: Uji Coba Helikopter Mendarat di Kantor Bupati Raja Ampat, Tingkatkan Akses Pelayanan Publik

Tawarkan Pendekatan Agonistik

Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Gabriel menawarkan pendekatan agonistik—suatu kerangka yang mengakui konflik sebagai bagian esensial dari kehidupan demokratis. Alih-alih menolak perbedaan, pendekatan ini justru merayakannya sebagai sumber kekuatan dan inovasi dalam merumuskan kebijakan.

“Kita membutuhkan lebih banyak respectful conflict daripada konsensus semu,” katanya.

Ia juga menyoroti pergeseran makna dari “kebijakan publik” menjadi “kebijakan pemerintah”, yang menurutnya telah menyebabkan keterputusan antara rakyat dan proses pengambilan keputusan. Transformasi menuju model kebijakan yang lebih demokratis, menurutnya, tidak cukup dilakukan di level institusi, tapi juga harus menyentuh perubahan cara berpikir dan mengajar kebijakan itu sendiri.

Peran Strategis Universitas

Di akhir pidatonya, Prof. Gabriel mengajak universitas untuk mengambil peran strategis dalam membentuk ekosistem akademik yang kritis, plural, dan demokratis.

“Universitas harus menjadi arena multiversitas yang memupuk pluralitas tanpa kehilangan komitmen pada persatuan,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pendidikan tinggi harus melahirkan lulusan yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki keberpihakan moral terhadap nilai-nilai kebebasan dan kesetaraan.

Tari penyambutan dari NTT setelah pengukuhan (foto: Herman]

Penguatan Posisi Akademik UGM

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Gabriel Lele menjadi bagian dari 531 Guru Besar aktif di UGM, sekaligus memperkuat barisan 39 Guru Besar aktif di FISIPOL UGM.

“Capaian ini memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik, khususnya dalam bidang tata kelola kebijakan publik,” ujar Prof. Baiquni. (Herman)

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
OborSelebes
  • Website

Berita Terkait

Wamenag Dorong Penyempurnaan Tafsir Kemenag: Saatnya Tafsir Al-Qur’an Selaras Sains dan Dinamika Zaman

November 21, 2025

Banjir dan Cuaca Ekstrem, Semarang Bentuk Strategi Mitigasi Komprehensif

November 21, 2025

GKR Bendara Tegaskan Yogyakarta sebagai Pusat Wellness Berbasis Budaya di JCWF 2025 Week #4

November 20, 2025
Berita Terbaru

Wamenag Dorong Penyempurnaan Tafsir Kemenag: Saatnya Tafsir Al-Qur’an Selaras Sains dan Dinamika Zaman

November 21, 2025 Berita Unggulan

Banjir dan Cuaca Ekstrem, Semarang Bentuk Strategi Mitigasi Komprehensif

November 21, 2025 Berita Unggulan

GKR Bendara Tegaskan Yogyakarta sebagai Pusat Wellness Berbasis Budaya di JCWF 2025 Week #4

November 20, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
© 2019 oborselebes.com - All Right Reserved.
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.