Oborselebes.com, Gorontalo – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat kenaikan inflasi yang cukup tinggi pada Juli 2025. Secara month-to-month (m-to-m), inflasi Gorontalo mencapai 1,34 persen, menandakan tekanan harga yang signifikan dalam waktu singkat.
Plt. Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, menyampaikan bahwa secara tahunan (year-on-year/y-on-y), inflasi menyentuh angka 3,12 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 105,86 pada Juli 2024 menjadi 109,16 pada Juli 2025. Sementara itu, inflasi akumulatif sejak awal tahun (year-to-date/y-to-d) mencapai 2,40 persen.
“Provinsi Gorontalo mengalami inflasi m-to-m sebesar 1,34 persen dan y-to-d sebesar 2,40 persen,” ujar Dwi Alwi, saat rilis resmi pada Jumat (1/8/2025).
Inflasi tahunan tersebut ditopang oleh kenaikan harga di 8 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama dengan inflasi tahunan 7,16 persen, memberikan kontribusi 2,57 persen terhadap total inflasi y-on-y.
Kelompok lain yang turut mendorong inflasi adalah:
-
Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik 5,72 persen (kontribusi 0,42 persen)
-
Pendidikan: naik 2,19 persen (kontribusi 0,07 persen)
-
Restoran dan penyediaan makanan/minuman: naik 1,80 persen (kontribusi 0,12 persen)
Kelompok seperti pakaian, kesehatan, transportasi, dan perumahan juga mengalami peningkatan, meskipun lebih rendah.
Sebaliknya, tiga kelompok mengalami deflasi tahunan:
-
Perlengkapan rumah tangga: turun 3,20 persen (kontribusi -0,17 persen)
-
Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: turun 1,07 persen (kontribusi -0,05 persen)
-
Rekreasi, olahraga, dan budaya: turun 0,16 persen (kontribusi tidak signifikan)
Komoditas Penyumbang Inflasi
Komoditas yang paling mendorong inflasi tahun ini antara lain:
-
Pangan: beras, mie instan, berbagai jenis ikan laut (layang, malalugis, selar), tomat, cabai rawit, bawang merah, kelapa, santan, minyak goreng
-
Lainnya: kopi bubuk, rokok (SKM dan SPM), tarif air PAM, kendaraan bermotor, biaya pendidikan tinggi, nasi dengan lauk, emas perhiasan
Untuk inflasi bulanan 1,34 persen, penyumbang utamanya juga berasal dari komoditas serupa, dengan tambahan seperti ikan cakalang, cumi-cumi, dan daun bawang.
Sementara itu, beberapa komoditas mencatatkan penurunan harga (deflasi), antara lain:
-
Ikan: mujair, tuna, cakalang diawetkan
-
Sayuran: kangkung, kacang panjang, kentang, ketimun
-
Lainnya: ayam ras, snack, susu, teh, sabun, bensin, tarif transportasi online dan udara, serta ponsel
Kenaikan harga yang paling terasa terjadi pada bahan makanan pokok dan jasa pendidikan, yang memberi tekanan besar terhadap daya beli masyarakat di paruh kedua tahun 2025.
Sumber: Infopublik.id

