Oborselebes.com, Buleleng – Pemerintah Kabupaten Buleleng terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah melalui pengembangan Neraca Bahan Makanan (NBM) yang diperbarui setiap tiga bulan.
NBM menjadi alat penting dalam memetakan ketersediaan, kebutuhan, dan potensi kekurangan pangan di wilayah Buleleng. Melalui data ini, pemerintah dapat merancang kebijakan yang tepat guna menjamin ketersediaan pangan yang cukup, merata, dan bergizi untuk seluruh masyarakat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, I Gede Putra Aryana, menjelaskan bahwa NBM menjadi instrumen vital untuk memahami kondisi pangan daerah secara menyeluruh.
“Melalui neraca ini, kita bisa mengetahui apa yang kita miliki, apa yang kurang, dan bagaimana memastikan akses pangan yang cukup dan sehat bagi masyarakat,” ujar Aryana.
Beberapa komoditas utama yang masuk dalam penyusunan NBM antara lain beras, jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, sayuran dan buah lokal, daging ayam, ikan, telur, serta minyak nabati. Komoditas ini dipilih berdasarkan konsumsi harian masyarakat dan potensi unggulan daerah.
Penyusunan NBM dilakukan secara kolaboratif, melibatkan BPS Kabupaten Buleleng, Bappeda, kelompok tani, BUMDes, pelaku usaha lokal, hingga akademisi. Data dikumpulkan dari survei rumah tangga dan pencatatan produksi sektor pertanian, peternakan, serta perikanan.
Seluruh data tersebut diolah menggunakan perangkat lunak National Food Management System (NFMS) untuk menghasilkan neraca pangan yang akurat dan adaptif terhadap perubahan kondisi.
NBM bukan sekadar angka statistik. Menurut Aryana, hasil olahan neraca ini menjadi dasar perencanaan dalam Musrenbang, penyusunan RPJMD, hingga program kerja SKPD. Bahkan dalam situasi darurat seperti bencana atau krisis, NBM menjadi rujukan penting dalam pengambilan keputusan.
“Target kami bukan hanya ketahanan pangan, melainkan kedaulatan pangan. Kami ingin Buleleng mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri,” tegas Aryana.
Sumber: infopublik.id

