Surakarta, Obor Selebes— Karaton Surakarta Hadiningrat pagi itu dipenuhi nuansa sakral dan khidmat. Para Abdi Dalem telah bersiap sejak fajar, menata pelataran, merapikan sesaji, dan memastikan setiap perangkat upacara tertata rapi. Hari ini menandai Jumeneng Dalem Pakoe Boewono XIV, penerus almarhum Pakoe Boewono XIII.
Apa yang terjadi? Prosesi inti dimulai pukul 10.00 WIB di Dalem Ageng, yang hanya dapat disaksikan oleh para pemangku adat tertentu. Sampeyan Dalem memasuki ruangan dengan langkah anggun, disambut alunan gamelan laras pelog barang yang menambah khidmat suasana. Tepat pukul 10.49 WIB, beliau melangkah menuju Siti Hinggil untuk Upacara Keprabon Dalem, prosesi turun-temurun dari masa Mataram Islam.
Momen puncak terjadi saat pembacaan Sabda Dalem di atas Watu Gilang, batu keramat yang menjadi simbol legitimasi para raja Mataram. Pakoe Boewono XIV membacakan janji kepemimpinan: menjalankan kebijakan sesuai syariat Islam dan paugeran Karaton, mendukung NKRI secara lahir dan batin, serta menjaga warisan budaya leluhur.
Siapa yang hadir? Ribuan masyarakat memadati sepanjang jalur kirab, dari Alun-alun Lor hingga Pagelaran. Tamu undangan dari dalam dan luar negeri, serta keluarga besar Dalem, ikut menyaksikan iring-iringan Kirab Agung yang dimulai pukul 11.50 WIB.
Mengapa penting? Jumeneng Dalem ini menegaskan bahwa Karaton Surakarta tetap menjadi pusat budaya, spiritualitas, dan sejarah Jawa yang relevan di era modern. Kehadiran Pakoe Boewono XIV diharapkan membawa stabilitas, pelestarian tradisi, dan penguatan nilai-nilai adat.
Bagaimana suasananya? Setelah pembacaan Sabda Dalem, meriam salvo ditembakkan, gamelan mengalun, dan para hadirin berdiri memberi penghormatan. Prosesi kondur Dalem menutup rangkaian, menandai resmi dimulainya era pemerintahan baru.
Pernyataan resmi Karaton disampaikan GKR Timoer Rumbaikusuma Dewayani:
“Sabda Dalem Pakoe Boewono XIV bukan sekadar ikrar kepemimpinan, tetapi juga penanda sejarah yang mengikat kita untuk menjaga kelestarian budaya Mataram. Karaton hari ini memasuki babak baru penuh harapan,” ujarnya.
Dengan Jumeneng Dalem ini, Karaton Surakarta Hadiningrat membuka lembaran baru, menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam satu garis budaya yang kokoh.

